Interaksionisme Simbolik Antara Staf Humas Pemerintah Dengan “Wartawan Tanpa Media Massa”
Abstract
Wartawan atau insan pers yang jujur dan bersih, jumlahnya kini sangat banyak di berbagai kawasan di tanah air. Wartawan memiliki tanggung jawab moral terhadap media tempat mereka bernaung dan lebih luas lagi terhadap khalayak atau publik. Humas sebagai mitranya harus selalu siap menjawab pertanyaan dan memenuhi permintaan wartawan akan fakta-fakta penting yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat, yang pasti sangat beraneka.
Dalam penelitian ini, istilah yang akan digunakan untuk menyebut “wartawan” semacam ini adalah “Wartawan Tanpa Media Massa (WTMM)”. Adanya pemberian “amplop” dan uang THR bagi “WTMM” yang meliput di kantor Pemprov Jabar merupakan tanda tanya besar yang perlu segera ditindak lanjuti. Di satu sisi, organisasi kewartawanan seperti PWI berjuang keras untuk mampu memberantas keberadaan “WTMM”.