Praktik Media Relations pada Pemerintahan Kota Bandung
Abstract
ABSTRACT
The government as an institution that represents the public interest requires media channels to maintain its reputation. The purpose of writing this article is to determine the practice of media relations carried out by the city government of Bandung. In conducting this research the writer used a qualitative descriptive research method using investigative interview techniques and in-depth interviews so that they were able to describe the results of observations and analyze the data obtained in the field. After analyzing and discussing the problem, the authors conclude that the media relations practices that occur in Bandung city government tend to be too "intimate". This has led to the practice of giving "envelopes". The forms of "envelopes" given by government agencies to journalists include transportation money, news money, THR and Eid gifts and souvenirs, souvenirs, wedding gifts or birthday gifts, and press trips. However, most of the journalists who covered considered what they received was not an “envelope” category. They think it is their right, and must be accepted because of pamali if they have to refuse fortune. Meanwhile, for the public relations staff, the gift is considered normal only as a form of appreciation and gratitude.
Keywords: public relations, media relations, government public relations.
ABSTRAK
Pemerintah sebagai Lembaga yang merepresentasikan kepentingan publik membutkan saluran media untuk menjaga reputasinya. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui praktik media relations yang dilakukan oleh pemerintah kota Bandung. Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskripsi kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara investigasi dan in-depth interview sehingga mampu menggambarkan hasil observasi dan menganalisa data-data yang diperoleh dilapangan. Setelah melakukan analisis dan pembahasan masalah, penulis memperoleh kesimpulan bahwa praktik media relations yang terjadi di pemerintahan kota Bandung cenderung terlalu “mesra”. Hal tersebut menimbulkan adanya praktik pemberian “amplop”. Bentuk-bentuk “amplop” yang diberikan oleh dinas pemerintahan kepada wartawan diantaranya berupa uang transportasi, uang berita, THR dan bingkisan lebaran dan souvenir, souvenir, kado pernikahan atau kado ulang tahun, dan press trip. Namun, sebagian besar wartawan yang meliput menganggap apa yang mereka terima bukan termasuk dalam kategori “amplop”. Mereka beranggapan itu sudah merupakan hak mereka, dan harus diterima karena pamali kalau harus menolak rejeki. Sedangkan bagi staf humas sendiri, pemberian tersebut dianggap wajar hanya sebagai bentuk penghargaan dan bentuk rasa terimakasih.
Kata Kunci: public relations, media relations, Humas Pemerintah
Downloads
References
Abdullah, Aceng. 1999. Press Relation: Kiat Berhubungan dengan Media Massa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ardianto, Elvinaro. 2004. Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Dewan Pers. 2004.Kompetensi Wartawan.
Ardianto, Elvinaro &Soemirat, Soleh. 2002. Dasar-dasar Public Relation. Bandung: Remaja sdakarya. Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif, Jakarta: Prenada Media Group.
Creswell, John W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design Choosing Among Five Treadition.
Thousand Oaks: SAGE Publication.
Effendy, Onong Uchjana. 1995. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kusumaningrat, Hikmat & Kusumaningrat Purnama. 2005. Jurnalistik: Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
K. Yin, Robert. 2002. Studi Kasus: Desain & Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Masduki. 2005. Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Yogyakartsa: UII Press
Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi Penetian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya.